Jelajah 10 Tempat Wisata Melukat di Bali Paling Populer
11 August 2025 77x Blog
Promo Paket Liburan Natal dan Tahun Baru Murah – Bali nggak cuma terkenal sama pantainya yang indah atau pura pura besar yang sering jadi spot foto. Ada juga tempat tempat yang punya nuansa spiritual kuat, biasanya jadi lokasi untuk melukat atau pembersihan diri. Buat kamu yang mau ngerasain ketenangan hati, menghapus energi negatif, atau sekadar menikmati suasana damai, berikut ini beberapa destinasi spiritual yang bisa kamu kunjungi di Pulau Dewata.
1. Taman Beji Griya Waterfall, Badung
Kalau dengar kata air terjun, biasanya yang kebayang itu foto foto cantik sama suara gemericik air. Tapi di Taman Beji Griya Waterfall, kamu akan dapat lebih dari itu. Tempat ini sering dipakai untuk melukat bagi umat Hindu Bali. Airnya jernih, deras, dan sekelilingnya hijau banget. Rasanya adem di hati dan pikiran, apalagi kalau kamu datang di pagi hari saat suasananya masih sepi.
Taman Beji Griya Waterfall ada di Jalan Mawar, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali. Kalau dari Denpasar, perjalanannya nggak terlalu jauh dan akses jalannya cukup gampang. Tempat ini buka setiap hari dari jam 09.00 sampai 18.00 WITA, jadi kamu punya waktu cukup panjang untuk menikmati suasana.
Begitu sampai, kamu akan disambut suasana asri dengan pepohonan rimbun, suara gemericik air, dan udara yang segar. Rasanya langsung tenang, jauh dari hiruk pikuk kota.
Untuk masuk ke Taman Beji Griya Waterfall, tiketnya Rp50.000 per orang. Harga ini sudah termasuk kesempatan untuk menikmati air terjun setinggi kurang lebih 12 meter dan juga mengikuti aktivitas spiritual yang ada di sana. Mengingat pengalaman yang ditawarkan cukup unik, rasanya harga ini terbilang wajar.
Hal paling menarik dari tempat ini adalah terapi pemurnian. Ritual ini dilakukan di bawah air terjun menggunakan air suci yang dipercaya bisa membersihkan energi negatif dalam tubuh. Dalam tradisi Bali, pembersihan diri seperti ini disebut melukat. Air terjun di sini mengalir deras tapi tetap terasa menenangkan, dan banyak orang percaya bahwa setelah melukat, hati dan pikiran jadi lebih ringan.
Selain melukat, Taman Beji Griya juga menawarkan berbagai layanan spiritual seperti pembacaan telapak tangan, pembacaan kartu tarot, penyembuhan aura, sampai terapi kehidupan masa lampau. Buat yang penasaran dengan makna hidup atau ingin mencari jawaban dari masalah pribadi, layanan-layanan ini bisa jadi pengalaman yang menarik.
Walau daya tarik utamanya adalah ritual spiritual, bukan berarti kamu nggak bisa sekadar menikmati alamnya. Banyak pengunjung yang datang hanya untuk duduk santai sambil menikmati suara air terjun. Foto-foto juga jadi kegiatan wajib karena pemandangannya instagramable banget.
Bagi yang tertarik, ada juga sesi penyembuhan dan terapi batin yang dipandu oleh orang-orang berpengalaman di bidang spiritual Bali. Kalau kamu datang dengan pikiran penat, stres, atau lagi ada masalah, mungkin sesi ini bisa membantu.
2. Pura Tirta Sudamala, Bangli
Pura ini terkenal banget sama air sucinya yang dipercaya bisa membersihkan diri secara spiritual dan bahkan menyembuhkan penyakit. Banyak orang datang ke sini untuk melakukan ritual melukat. Begitu sampai, kamu bakal lihat orang orang dengan khusyuk berdoa di bawah pancuran. Suasananya bikin hati ikut tenang.
Pura Tirta Sudamala berada di Banjar Sedit, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai petirtaan, karena pura ini punya mata air alami yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Air ini mengalir lewat pancuran-pancuran yang tertata rapi.
Yang menarik, air di sini bukan hanya untuk melukat, tapi juga dipakai warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum, mandi, mencuci, sampai kebutuhan. Karena airnya langsung dari sumber alami, kualitasnya sangat baik dan aman digunakan.
Kalau kamu datang ke sini, suasananya terasa tenang. Warga setempat masih sangat memegang nilai spiritual dan budaya. Kebersihan area pura dijaga dengan baik, sehingga tetap alami dan jauh dari vandalisme. Di sekitar pura, ada hamparan persawahan hijau yang menambah keindahan pemandangan. Udara pegunungan yang segar membuat siapa pun betah berlama-lama di sini.
Di area pemandian, ada 9 pancuran dengan ukuran dan tinggi yang berbeda. Ternyata, angka 9 ini punya makna filosofis, yaitu melambangkan Dewata Nawa Sanga. Selain itu, ada 2 pancuran tambahan dengan tinggi lebih rendah yang melambangkan Widyadara dan Widyadari. Biasanya pancuran ini digunakan untuk orang yang baru selesai menjalani upacara mepandes atau potong gigi.
Selain 11 pancuran tadi, ada satu pancuran yang khusus dipakai untuk upacara pitra yadnya. Upacara ini merupakan bentuk persembahan suci kepada roh leluhur dan para bhatara yang dipercaya telah memberi kehidupan kepada manusia. Prosesinya penuh penghormatan, sehingga tempat ini semakin terasa sakral.
Melukat di Tirta Sudamala bukan hanya tentang membersihkan badan, tapi juga membersihkan hati dan pikiran. Banyak orang datang bukan hanya dari Bangli, tapi juga dari berbagai daerah lain di Bali untuk menjalani ritual ini.
3. Pura Tirta Empul, Gianyar
Nah, kalau Pura Tirta Empul ini termasuk salah satu pura air suci paling terkenal di Bali. Airnya keluar dari mata air alami dan dipercaya punya kekuatan magis. Di sini, kamu bisa ikut melukat bersama orang lokal maupun wisatawan dari luar negeri. Selain itu, arsitektur puranya juga cantik banget, banyak ukiran khas Bali yang sayang kalau nggak difoto.
Pura Tirta Empul terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Lokasinya berada di sebelah timur Istana Kepresidenan Tampaksiring dan berjarak sekitar 30 menit berkendara dari pusat Ubud.
Harga tiket masuk Pura Tirta Empul dapat bervariasi, namun umumnya
- Wisatawan Domestik (Dewasa): Sekitar Rp50.000
- Wisatawan Domestik (Anak-anak): Sekitar Rp25.000
- Wisatawan Asing (Dewasa): Sekitar Rp75.000
- Wisatawan Asing (Anak-anak): Sekitar Rp50.000
- Sewa Sarung: Sekitar Rp10.000 (jika diperlukan)
Catatan: Harga dapat berubah sewaktu-waktu. Tiket masuk biasanya sudah termasuk penggunaan sarung, yang wajib dikenakan saat memasuki area pura.
Ritual Melukat (Penyucian Diri)
Ini adalah daya tarik utama Pura Tirta Empul. Terdapat dua kolam besar dengan puluhan pancuran air suci yang mengalir. Umat Hindu dan wisatawan diizinkan untuk melakukan ritual melukat, yaitu membasuh diri di bawah pancuran air sebagai bentuk pembersihan jiwa dan raga dari hal-hal negatif.
Arsitektur Pura yang Indah
Pura ini memiliki arsitektur khas Bali dengan tata letak yang dibagi menjadi tiga halaman utama: Jaba Pura (halaman luar), Jaba Tengah (halaman tengah), dan Jeroan (halaman dalam). Anda akan melihat berbagai bangunan pura, ukiran, dan hiasan yang sarat akan makna budaya dan spiritual.
Mata Air Suci
Mata air utama di pura ini adalah sumber air yang sangat jernih dan melimpah. Air ini dipercaya memiliki kekuatan magis dan menyembuhkan. Konon, mata air ini diciptakan oleh Dewa Indra.
Istana Kepresidenan Tampaksiring
Berlokasi di bukit di atas Pura Tirta Empul, Istana Kepresidenan ini dibangun pada masa pemerintahan Presiden Sukarno. Meskipun tidak bisa dikunjungi, keberadaannya menambah nilai sejarah dan daya tarik visual dari area pura.
Jam Buka: Pura Tirta Empul umumnya buka setiap hari dari pagi hingga sore hari (sekitar pukul 08.00 – 17.00 WITA).
Pagi hari adalah waktu terbaik untuk menghindari keramaian. Jika Anda ingin menyaksikan ritual keagamaan yang lebih khusyuk, datanglah saat bulan Purnama atau hari-hari besar Hindu lainnya.
4. Pura Mengening, Gianyar
Pura ini suasananya tenang banget, cocok buat yang mau menenangkan pikiran. Air sucinya dipercaya bisa menghapus aura negatif dan membawa ketenangan batin. Biasanya nggak terlalu ramai, jadi kamu bisa lebih fokus menikmati momen.
Pura Mengening berada di Banjar Sarasada, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar. Konon, pura ini sudah ada sejak tahun 1022 Masehi pada masa pemerintahan Raja Marakata. Usianya sudah lebih dari 1.000 tahun! Pura ini pertama kali ditemukan oleh WF Sutterheim sekitar tahun 1925–1927.
Lalu pada tahun 1960, seorang peneliti bernama Bernet Kempers mengungkapkan kalau di sana ada kuil dengan sisa-sisa bangunan di atas bukit kecil. Saat dilakukan penggalian, ditemukan kuil dalam kondisi lengkap, termasuk Lingga Yoni. Karena nilai sejarahnya, pemerintah Bali menetapkan Pura Mengening sebagai situs cagar budaya.
Nama “Mengening” diambil dari kata “ening” yang berarti bersih atau jernih. Hal ini merujuk pada mata air di pura yang selalu jernih. Pada tahun 1980, Bernet Kempers kembali menyebutkan ada mata air bening di bawah pohon besar di area pura ini.
Pura Mengening dibangun di pinggir Tukad Pakerisan. Suasananya benar-benar asri. Udara sejuk, suara air sungai yang mengalir, dan pepohonan rindang membuat tempat ini terasa damai. Tidak jauh dari sini juga ada pura-pura terkenal lainnya seperti Pura Gunung Kawi, Pura Tirta Empul, dan Pura Puncak Merta Sari.
Untuk sampai ke lokasi, kamu harus menuruni beberapa anak tangga. Perjalanan ini malah jadi pengalaman seru karena di sepanjang jalan kamu bisa melihat pemandangan alam yang memanjakan mata. Papan petunjuk sudah tersedia, termasuk informasi tentang lokasi tempat melukat dan nama-nama tirta yang ada di pura.
Area melukat di sini berada di luar pura, tepatnya di area nista mandala. Ada sebuah kolam air jernih yang disebut Telaga Waja. Di sini, kamu bisa melukat di beberapa pancuran yang mengalirkan air suci.
Uniknya, di area ini ada 12 sumber air atau tirta dengan fungsi berbeda-beda. Misalnya
- Tirta Mengening untuk upacara Dewa Yadnya
- Tirta Keris untuk membersihkan benda pusaka
- Tirta Sudhamala untuk melukat
- Tirta Keben untuk kelancaran berdagang
- Tirta Gelung untuk kewibawaan
- Tirta Tunggang untuk upacara Ngaben
- Tirta Dedari dan Tirta Angsoka untuk kecantikan
- Tirta Pengentas untuk Pitra Yadnya
- Tirta Telaga Waja untuk melukat
- Tirta Pancuran Solas untuk ruwatan hari kelahiran
Banyak yang percaya melukat di Pura Mengening bisa membawa ketenangan jiwa, menghilangkan energi negatif, bahkan membantu penyembuhan penyakit akibat gangguan non-medis.
Sebelum melukat, pengunjung wajib bersembahyang di tempat yang sudah disediakan untuk memohon izin pada kekuatan suci penjaga pura. Setelah selesai melukat, biasanya orang akan bersembahyang di dalam pura. Saran penting: ganti pakaian dulu sebelum masuk ke pura, karena kamu pasti basah kuyup setelah melukat.
5. Pura Dalam Pingit Sebatu, Gianyar
Pura ini punya energi spiritual yang kuat. Air sucinya diyakini bisa membersihkan pikiran dan jiwa. Begitu masuk ke area pura, rasa damai langsung terasa. Cocok buat kamu yang butuh waktu menyendiri sambil merenung.
Pesiraman ini bukan sekadar air terjun biasa. Warga setempat percaya kalau airnya punya kekuatan magis yang bisa meluruhkan kotoran lahir batin. Menariknya, tempat ini ditemukan pertama kali pada tahun 2007, bukan oleh warga lokal, melainkan oleh wisatawan asing. Waktu itu, dia sedang jalan-jalan menikmati alam Desa Sebatu dan tiba di air terjun yang alirannya jernih sekali. Penasaran, dia mandi di sana. Tapi tiba-tiba air yang mengguyur tubuhnya berubah jadi keruh seperti rendaman beras. Kaget dan takut, dia langsung pergi.
Kabar ini cepat sampai ke telinga warga. Para tetua adat kemudian mengadakan pertemuan untuk mencari tahu penyebab kejadian itu. Hasilnya, diketahui kalau yang berstana di air terjun ini adalah Dewi Uma dan Dewi Gangga. Sejak itu, dibuatlah tempat berstana (palinggih) dan air terjun ini mulai dikenal dengan nama Pesiraman Dalem Pingit Sebatu.
Tempat ini berada di Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar. Kalau dari Tegallalang Rice Terrace jaraknya cuma 5,3 km, sekitar 15 menit perjalanan. Dari Denpasar agak jauh, sekitar 44 km atau 1 jam 20 menit perjalanan. Jalurnya mudah diikuti, apalagi ada papan petunjuk bertuliskan “genah melukat”. Kalau pun tersesat, kamu tinggal tanya warga sekitar, pasti diarahkan.
Kalau mau melukat di sini, ada beberapa sarana yang perlu disiapkan
- Daksina Pejati (untuk yang pertama kali melukat)
- Pejati berisi pisang/biu kayu dan bunga tunjung
- Kwangen pakai bunga jempiring, tunjung biru, dan pis bolong 11 kepeng
- Canang sari untuk persembahyangan
- Pakaian adat Bali (kain kamen dan selendang)
Buat yang tidak familiar, tenang saja, karena di sekitar lokasi ada pedagang yang menjual sarana-sarana ini.
Tempat sakral tentu ada aturan yang harus dipatuhi. Di sini, wanita yang sedang datang bulan atau orang yang sedang berkabung tidak diperbolehkan masuk area pura dan melukat. Anak kecil yang giginya belum tanggal juga sebaiknya tidak diajak ikut melukat, karena konon akan menangis terus. Kalau hanya untuk sembahyang di pura, boleh saja.
Proses melukat di sini biasanya seperti ini
- Menghaturkan canang sari di tiga pancuran di tebing.
- Persembahyangan di pelinggih Pura Dalem Pingit dan Kusti yang ada di atas tempat pesiraman, menggunakan sarana kwangen.
- Saat hari-hari suci seperti purnama atau tilem, biasanya ada pemangku yang memimpin prosesi.
- Setelah sembahyang, kwangen dibawa ke tempat melukat. Letakkan di ubun-ubun sambil membasahi kepala, lalu lepaskan kwangen agar hanyut bersama air.
- Setelah selesai, sembahyang lagi di pelinggih dekat air terjun dan memohon tirta (air suci) serta bija.
6. Pura Dang Kahyangan Taman Sari Mengwi, Badung
Pura ini nggak cuma indah, tapi juga punya kolam ikan yang bikin suasananya makin cantik. Punya nilai sejarah dan spiritual tinggi, dan sering dipakai untuk upacara keagamaan.
Kalau kita tarik ke belakang, sejarah pura ini erat kaitannya dengan perjalanan Dang Hyang Dwijendra atau yang juga dikenal sebagai Dang Hyang Nirartha. Beliau adalah tokoh suci yang datang ke Bali pada abad ke-14 dan meninggalkan banyak jejak berupa pura-pura penting. Pura Taman Sari Mengwi ini adalah pura ke-9 dalam kisah perjalanan beliau, dan sudah ada sejak tahun Saka 1411 atau sekitar 1498 Masehi.
Lokasinya ada di Jalan Gunung Batur, Banjar Alangkajeng, Desa Mengwi, persis di sebelah selatan Pura Taman Ayun. Di sebelah timurnya mengalir Sungai Taman Ayun, di utara dan selatan ada rumah penduduk, dan di barat langsung berbatasan dengan jalan.
Menurut cerita di Pustaka Dharmayatra Dang Hyang Dwijendra atau Dwijendra Tattwa, pura ini dibangun setelah beliau melakukan perjalanan dari Desa Mundeh menuju timur laut. Dalam perjalanannya, beliau menemukan sebuah sumber air (wulakan) dengan air yang jernih dan sejuk, dikelilingi bunga-bunga wangi. Karena tempatnya tenang dan rindang, beliau melakukan yoga samadhi di sana, lalu menamakan tempat ini Pura Taman Sari, sementara sumber airnya disebut Pura Wulakan.
Sampai sekarang, Pura Wulakan yang berada di belakang pura utama tetap digunakan untuk pesucian saat piodalan. Masyarakat percaya tempat ini punya energi spiritual yang kuat, terutama untuk penyembuhan penyakit non medis. Ritual penyucian ini dikenal dengan sebutan melukat, yaitu mandi suci menggunakan tirta dari sumber air di bawah pohon beringin yang dianggap bisa membersihkan energi negatif.
Menariknya, bukan hanya untuk penyembuhan, pura ini juga banyak dikunjungi pasangan yang ingin mendapatkan keturunan. Biasanya umat yang datang membawa banten pejati alit, melakukan melukat di area luar Pura Wulakan, lalu melanjutkan persembahyangan di Pura Taman Sari.
Kalau dilihat dari sisi arsitektur, Pura Taman Sari Mengwi punya desain klasik khas Bali. Bangunannya terbuat dari batu alam yang dipahat dengan detail, dihiasi ukiran-ukiran cantik yang menambah kesan anggun dan sakral.
Lingkungan sekitarnya juga indah. Ada banyak pohon rindang yang bikin suasana adem dan menenangkan. Suasana tenang seperti ini cocok sekali untuk meditasi atau sekadar duduk menikmati hawa sejuk sambil meresapi nuansa spiritual.
Salah satu daya tarik yang nggak bisa dilewatkan adalah pohon beringin raksasa yang ada di kompleks pura. Usianya diperkirakan sudah ratusan tahun. Dalam kepercayaan Hindu Bali, pohon beringin dianggap suci dan sering menjadi tempat upacara atau persembahan. Pohon ini menambah aura sakral sekaligus memberikan nuansa alami pada pura.
7. Pancoran Solas, Bangli
Sesuai namanya, ada sebelas pancuran air di sini. Masyarakat percaya setiap pancuran punya khasiatnya sendiri, dari membersihkan aura sampai menyembuhkan penyakit. Banyak orang datang dengan harapan mendapatkan ketenangan dan kesembuhan.
Penting untuk dicatat bahwa ada beberapa tempat bernama “Pancoran Solas” di Bangli, masing-masing dengan karakteristik unik
Pancoran Solas Guliang Kangin
Terletak di Banjar Guliang Kangin, Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Lokasi ini agak tersembunyi dan untuk mencapainya, Anda harus menuruni puluhan anak tangga. Tempat ini juga memiliki nilai sejarah karena konon merupakan tempat mandi Raja Dalem Dimade.
Pancoran Solas Alas Tapa
Berada di Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli. Tempat ini memiliki 11 mata air yang masing-masing memiliki nama dan diyakini memiliki khasiat yang berbeda. Dikenal sebagai tempat meditasi dan memohon kesejahteraan.
Pancoran Solas Desa Pekraman Batur
Berlokasi di Desa Adat Pakraman Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Keunikan tempat ini adalah sebelas pancoran airnya memiliki suhu yang hangat.
Secara umum, tidak ada biaya tiket masuk (gratis) untuk berkunjung ke Pancoran Solas di Bangli. Namun, pengunjung biasanya disarankan untuk memberikan punia atau donasi sukarela untuk membantu pemeliharaan pura dan fasilitas di sana.
Daya tarik utama dari Pancoran Solas adalah pengalaman melukat yang spiritual dan manfaat yang dipercaya oleh masyarakat setempat.
Pancoran Solas merupakan tempat suci untuk melakukan ritual pembersihan diri dari energi negatif. Air suci dari pancoran ini diyakini memiliki kekuatan penyucian dan penyembuhan, baik untuk penyakit fisik maupun non-medis.
Masing-masing pancoran sering kali memiliki makna atau khasiat tersendiri. Sebagai contoh, di Pancoran Solas Alas Tapa, setiap mata air memiliki nama yang berbeda (misalnya Tirta Surya, Tirta Candra), dan di Pancoran Solas Guliang Kangin, pancoran ketiga dipercayai sebagai penyembuh penyakit.
Terletak di lokasi yang dikelilingi oleh pepohonan hijau dan suasana yang tenang, Pancoran Solas menjadi tempat yang ideal untuk meditasi dan mencari ketenangan batin. Keheningan alam sekitar memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk lebih dekat dengan diri sendiri.
Beberapa lokasi Pancoran Solas memiliki sejarah yang kaya, seperti Pancoran Solas Guliang Kangin yang terkait dengan kisah Raja Dalem Dimade. Ini menambah kedalaman spiritual dan budaya bagi para pengunjung.
8. Pura Luhur Tamba Waras, Tabanan
Namanya saja sudah berarti obat yang menyembuhkan . Pura ini jadi tujuan orang orang yang memohon kesembuhan dari penyakit. Lokasinya dikelilingi pepohonan dan udara sejuk, bikin nyaman untuk berlama lama.
Pura Luhur Tamba Waras terletak di Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Pura ini berada di lereng Gunung Batukaru, sekitar 22 km dari pusat Kota Tabanan.
Tempat Spiritual dan Pengobatan: Sesuai dengan namanya, “Tamba Waras” yang berarti “obat yang menyembuhkan,” pura ini terkenal sebagai tempat permohonan kesembuhan. Pura ini memiliki sejarah terkait Raja Tabanan yang sembuh dari penyakit setelah mendapatkan petunjuk di lokasi ini. Banyak umat Hindu datang untuk memohon kesehatan dan kesejahteraan.
Pura ini memiliki tempat melukat (pembersihan diri) yang disebut Pancoran Sapta Gangga. Terdapat tujuh pancuran suci yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan membersihkan diri secara lahir dan batin.
Pura ini dikelilingi oleh hutan yang asri dan sejuk di ketinggian sekitar 725 meter di atas permukaan laut. Suasana yang hening dan sakral sangat cocok untuk meditasi dan mencari kedamaian batin.
Pura ini memiliki nilai sejarah yang tinggi dan merupakan bagian penting dari warisan budaya Bali, yang mencerminkan kepercayaan akan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan (Tri Hita Karana).
Umumnya, pura di Bali tidak memungut biaya tiket masuk, tetapi pengunjung diharapkan untuk memberikan sumbangan seikhlasnya (punia) untuk pemeliharaan pura.
9. Pura Campuhan Widhu Segara, Denpasar
Pura ini ada di pertemuan dua sungai, yang disebut campuhan dalam bahasa Bali. Pertemuan air ini dipercaya punya kekuatan spiritual yang besar. Pemandangannya juga cantik, apalagi saat air mengalir deras.
Alamat: Terletak di tepi Pantai Padang Galak, Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali.
Akses: Pura ini mudah dijangkau karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Denpasar.
Berdasarkan informasi yang tersedia, Pura Campuhan Windhu Segara tidak memungut biaya tiket masuk. Namun, bagi Anda yang ingin melakukan ritual melukat, biasanya akan ada sarana upacara yang perlu dipersiapkan atau bisa didapatkan di sekitar lokasi.
Ini adalah daya tarik utama dari pura ini. Melukat adalah ritual pembersihan diri dalam agama Hindu Bali untuk membersihkan diri dari energi negatif, karma buruk, dan menyucikan pikiran serta batin. Lokasi campuhan (pertemuan air sungai dan laut) dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang sangat kuat untuk tujuan ini.
Pura ini berada tepat di pinggir pantai. Hal ini menciptakan suasana yang unik dan sakral, di mana umat dapat melakukan persembahyangan dan melukat dengan latar belakang pemandangan laut yang indah.
Pura Campuhan Windhu Segara menawarkan suasana yang tenang dan damai, menjadikannya tempat ideal bagi mereka yang mencari kedamaian jiwa, penyembuhan batin, atau sekadar ingin berwisata religi dan mengenal lebih dalam tentang budaya Bali.
Pura ini menjadi salah satu tujuan ziarah favorit, terutama pada hari-hari baik dalam kalender Hindu seperti Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon, serta sehari setelah Hari Raya Saraswati dan Nyepi. Pada hari-hari tersebut, pura ini akan sangat ramai dikunjungi oleh umat yang ingin melukat.
10. Pura Tirta Pingit, Karangasem
Pura ini tergolong sangat sakral. Kata Pingit berarti rahasia atau terlarang, menandakan kesuciannya. Cocok buat yang mau mencari pengalaman spiritual yang lebih dalam.
Pura Tirta Pingit Besakih, Besakih, Kec. Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali 80863.
Pura ini berada dalam satu kompleks dengan Pura Besakih, pura terbesar di Bali.
Air Suci (Tirta): Daya tarik utama pura ini adalah mata air suci yang digunakan untuk upacara melukat atau pembersihan diri dari segala jenis keletehan (ketidakmurnian).
Tempat Spiritual: Pura ini merupakan salah satu destinasi wisata spiritual yang penting bagi umat Hindu.
Ritual Keagamaan: Piodalan (perayaan hari jadi) pura ini jatuh pada hari Rabu Wage Kelawu. Selain itu, ada ritual sakral tahunan yang disebut “Aci” yang dirayakan setiap Purnama Sasih Kasa.
Kalau kamu lagi di Bali, mencoba wisata spiritual seperti ini bisa jadi pengalaman yang berbeda langsung aja bergabung bersama bali aga tour dengan Paket Tour Melukat di Bali. Nggak cuma menikmati alam, tapi juga merasakan suasana yang bikin hati tenang dan pikiran lebih jernih. Setiap tempat punya cerita dan energi yang unik.
Kalau butuh teman perjalanan yang ngerti banget rute dan tempat tempat spiritual di Bali, kamu bisa pakai layanan Bali Aga Tour. Mereka punya paket tour bali lengkap dan juga sewa mobil, jadi kamu bisa jelajah Bali dengan nyaman dan tanpa ribet.
Mungkin Anda tertarik membaca artikel berikut ini.

Paket Tour Bromo Malang Dari Bali
Meskipun banyak tempat wisata yang bagus di Bali, namun masyarakat Bali banyak juga yang mengagendakan liburannya ke luar daerah seperti Pulau Jawa. Salah satu daerah yang paling sering dikunjungi adalah Bromo dan Batu Malang. Oleh karena itu, kami menyiapkan Paket Tour Bromo Malang Dari Bali. Bromo dan Batu Malang merupakan salah satu ikon pariwisata Jawa..... selengkapnya

Green School Bali Tempat Unik untuk Belajar dengan Nuansa yang Berbeda
Tour Group Bali – Di tengah gempuran modernisasi yang makin kencang bayangan sekolah seringkali kejebak di ruang kelas kotak beton papan tulis yang gitu gitu aja sama barisan bangku yang lurus kayak antrean sembako. Tapi semua itu auto buyar begitu kenalan sama Green School Bali. Sekolah ini kayak oasis unik di dunia pendidikan&... selengkapnya

Bapak Muhamad Farid
Program Tournya sangat memuaskan, tempat makannya juga recomend banget dan service drivernya bagus. Jika ada kesempatan berlibur ke Bali lagi, pasti pakai Baliaga lagi. Thank’s Baliaga. selengkapnya
Kontak Kami
Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.
-
Hotline
082144665050 -
Whatsapp
082144665050 -
Messenger
baliagatour -
Email
info@baliagatour.co.id
Belum ada komentar